Halaman 3
“Broken White”
Ketika kau merasakan kebahagiaan, kau tidak akan sanggup
melakukan hal lain demi mengabaikan kebahagiaan itu. Kau pasti berharap sang
waktu tidak cepat pulang ke peraduannya. Terlebih ketika kebahagiaan tersebut
adalah hal yang baru kau temui. Meskipun kebahagiaan itu hanya berasal dari
setangkai mawar ‘Broken White’
Broken white.. Putih pucat.. Pucat..?
Pucat bukan hanya ketika kau tak sengaja bertemu dengan
sesosok hantu. Tapi pucat bisa juga terjadi ketika kau terbangun dari tidur dan
mendapati seseorang di depan pintu kamarmu. Kamar A04. Suatu pagi yang cukup
mengagetkan. Tapi mampu membuat hari itu penuh dengan senyuman.
Seharusnya M pagi itu bangun kesiangan. Jam 08.10 bukanlah
angka yang terlalu pagi untuk pergi ke kampus. Beruntungnya ada seseorang yang
mengetuk pintu kamar M sehingga ia terpaksa menutup karnaval mimpinya yang
seperti sinetron itu. Panjang tak karuan. Dengan gontai M berjalan menghampiri
pintu kamar. Sedikit merapikan rambut dan pakaiannya sebelum membuka pintu. Setelah
pintu terbuka, terlihat seseorang sedang berdiri di depan sana. Seseorang yang
sama sekali tidak dikenal. Orang itu tersenyum dan meminta maaf karena sudah
menutup karnaval mimpi M. Dengan percaya diri, orang itu bertanya “maaf, ini dengan M? Ada titipan bunga dari
Secret Admire. Silahkan tanda tangan disini..” sambil menjulurkan sebuah
agenda. M yang masih tampak bingung hanya mengangguk-ngangguk menuruti
petunjuknya. Padahal apa susahnya untuk berkata “apa ini?, kamu siapa?, kiriman
apa?, dari siapa? “ tapi nyatanya kata-kata itu tak satupun keluar dari mulut
M. Andai saja ada penipu yang membutuhkan tanda tangan M, mungkin saja penipu
itu sudah menang banyak. Apa M terlalu polos? Hmm... mungkin anggap saja masih
setengah bermimpi!
Setelah M
menandatangani agenda tersebut, iapun memegang bunga kirimannya. Setangkai mawar
broken white yang disisipi note kecil. Tampak beberapa kalimat tulisan tangan
dalam note tersebut. Namun sebelum M sempat membaca semuanya, pengantar bunga
tadi masih menuntut suatu pembuktian. “boleh minta photonya? Sebagai bukti
kalau kiriman sudah sampai” begitu kira-kira ucapan si pengantar bunga. Tanpa basa-basi,
dengan cekatan M mengambil smartphone si pengantar untuk foo selfie. Narsis
dengan muka bantal :v
Begitu senangnya
pagi itu, sebuah pembuktian bahwa ternyata masih ada yang selalu memerhatikan M
dari jauh. Walaupun terlepas dari siapa orang tersebut, M juga tidak tahu. Dengan semangatnya setelah M kembali ke
kamar, dia mencoba beberapa kali menghubungi temannya F. Sekedar untuk
memberikan informasi. Bukan pamer. Kadang manusia memang suka seperti itu. Rasanya
dengan berbagi, kebahagiaan itu bisa bertambah-tambah. Walaupun kadang dari
sisi orang lain menimbulkan kecemburuannya tersendiri. Itulah hidup. Terlalu banyak
sudut pandang. Beberapa kali sampai rasa bosanpun muncul, F tidak menjawab juga
panggilan M. Akhirnya M memutuskan untuk memfoto kiriman bunga itu. Kalaupun F
tidak mau tahu, dunia mesti tahu! Segera M memposting foto itu di akun insta
miliknya dengan caption yang sama persis dengan yang ada di note kecil dalam
bunga tersebut.
“ Don’t walk
behind me, I may not lead ”
“ Don’t walk in front of me, I may not follow ”
“ Just walk beside me and be my best friend ”
“ I sent you this! Hope you like it :) “
“ Don’t walk in front of me, I may not follow ”
“ Just walk beside me and be my best friend ”
“ I sent you this! Hope you like it :) “
0 comments:
Post a Comment