Penghianatan Alzak pada sekolah sihir ini tidak dapat kami
terima. Kami mulai berkumpul menyatukan kekuatan untuk menyerangnya. Semua
orang membawa tongkat sihir masing-masing dan mulai merafal mantra yang sama. Akupun
membawa tongkat miliku dan segera mengikuti kerumunan orang-orang yang sedang
menyerang Alzak. Mantra yang keluar dari tongkat setiap orang mampu memunculkan
koin logam yang berluncuran menyerang Alzak. Dengan banyaknya orang yang
menyerang, koin logam ini bisa menyakitkan. Terasa seperti peluru yang meluncur
bertubi-tubi. Namun Alzak dapat menghindarinya dengan mantra perisai pelindung
yang dapat menangkal beberapa koin diantaranya. Alzak juga tidak tinggal diam.
Dia berbalik menyerang. Meluncurkan mantra yang sama. Serangan peluru koin logam.
Beberapa koin logam dari serangan Alzak mengenai tanganku. Sakit dan berdarah.
Tapi masih bisa kuatasi. Namun perlahan kekuatan dan mantra Alzak berubah lebih
kuat. Mantra yang aku bahkan tidak bisa melakukannya. Yang keluar dari tongkat Alzak
kini bukan lagi koin-koin logam, melainkan balok-balok logam yang besar dan mematikan.
Berhamburan siap menimpuk sasaran. Beberapa diantara kami yang tidak terlalu bisa
memakai mantra pelindung langsung mundur seketika. Dan beberapa lagi terkena
cedera parah.
Alzak yang seorang diri itu bisa sampai membuat orang-orang
kerepotan melawannya. Hanya aku dan beberapa orang yang masih bisa bertahan. Kami
terus mendesak Alzak dengan serangan koin dan pelindung diri serta menghindari
balok-balok yang berhamburan. Sepertinya Alzak mulai terdesak. Dia sedikit
mundur tapi tidak menghentikan serangannya. Beberapa temanku yang tidak sabar,
langsung menyerang Alzak dengan mantra sihir jarak dekat. Tapi Alzak tak bodoh.
Dia gesit dan kuat. Seketika teman-temanku yang menyerang tadi langsung
terpental dan terluka parah. Satu kali serangan lagi bisa membuat mereka kehilangan
nyawa. Tapi aku dengan cepat langsung memakaikan mantra perisai pelindung untuk
mereka sehingga mereka masih bisa selamat. Sejujurnya aku bukanlah murid yang
taat disekolah ini, apalagi dengan urusan mantra. Aku banyak tidak tahu. Aku
hanya melakukan sesuatu berdasarkan instingku dan mantra-mantra itu keluar
begitu saja dari mulutku. Menghasilkan kekuatan besar yang akupun tak percaya
dapat diandalkan.
Alzak yang semakin terdesak memutuskan untuk melarikan diri.
Dia membuat sebuah proyeksi sihir berbentuk papan energi untuk dinaiki seperti
skateboard dan diapun naik diatasnya. Melesat pergi. Tapi kita tidak diam
begitu saja. Beberapa seniorku mengambil sepeda sihir. Alat yang hanya
digunakan oleh mereka yang punya kekuatan sihir mumpuni. Berbentuk sebuah
rangka sepeda yang kedua ban nya terbuat dari energi sihir. Kecepatannya
tergantung dari seberapa kuat konsentrasi mereka dengan sihirnya. Dengan
menaiki sepeda sihir itu, mereka langsung mengejar Alzak.
Aku yang saat itu tidak sempat mengambil sepeda dan tidak
tahu cara menggunakannya, memutuskan untuk melesat begitu saja karena aku sadar
aku punya kemampuan lain yang tidak dimiliki semua orang. Ya aku punya
kemampuan untuk terbang melayang tanpa sihir. Teman-temanku pun baru kali ini
melihat aku menggunakan kemampuan ini. Mereka terlihat kaget tetapi tetap fokus
pada tujuan. Terbangku lebih cepat daripada laju sepeda sihir sehingga
seolah-olah akulah yang menjadi leader disini. Posisiku yang terdepan membuat
aku bisa menjangkau Alzak dengan sihirku. Beberapa kali aku melontarkan mantra
pengunci (yang lagi-lagi aku tak tahu hafal darimana) pada Alzak ketika jarak
kami berdekatan. Tapi Alzak dapat menanganinya dengan baik. Mantraku hanya mengunci
gerakan tubuhnya tapi energi sihir yang dia tumpangi tetap melaju dengan pesat
tanpa henti. Usahaku tidak ada yang berhasil. Disudut jalan akupun berhenti
karena merasakan keganjilan. Orang-orang menanyakan apa yang terjadi. Aku
merasakan sesuatu dan firasatku mengatakan bahwa tidak lama Alzak telah
melakukan sihir cloning. Alzak yang sekarang dikejar hanyalah sebuah proyeksi
sihir. Bukan aslinya. Akupun memutuskan untuk mengambil jalan lain sendirian sementara
teman-temanku tetap melanjutkan laju mereka di jalur yang sama. Dan benar saja Alzak
yang asli ada dijalurku. Dengan tiba-tiba, dia menyerangku dengan sihirnya.
Tapi untungnya aku bisa menghindar dengan menghentakan badanku dan terbang
lebih tinggi. Aku sadar tak mungkin melawan Alzak sendirian sehingga aku
memilih untuk terus melayang ke udara sampai Alzak tak dapat menggapaiku. Ku lihat
dari ketinggian, keadaan mulai terbalik. Teman-temanku kini dikejar oleh
segerombolan pasukan pimpinan Alzak yang ntah datang darimana. Aku memang
pengecut. aku tidak bisa membantu mereka sehingga kuputuskan untuk terbang
lebih tinggi dan tinggi lagi sampai awan menutupi tubuhku dan aku merasa aman
bersembunyi diatas sebagai seorang pengecut. Tapi kuputuskan untuk kembali
datang ke sekolah dan ikut membantu laskar perlawanan yang ada. Ku melesat
cepat diantara awan-awan. Semua pemandangan daratan kota dengan 3 buah gunung
berkerucut dan sekolah sihir ditengahnya dapat kulihat dengan jelas. Tapi pemandangan
selanjutnya sangat mengerikan. Pasukan Alzak sudah memonopoli tempat itu dan
membantai satu persatu orang-orang yang tidak patuh disana. Kulihat beberapa
orang yang kukenal ditebas begitu saja dibagian lehernya oleh pasukan Alzak. Sangat
mengerikan.
Aku mendaratkan diri dengan ketakutan dan sembunyi di
semak-semak. Kucoba sihir untuk tembus kedalam tanah demi mengamati pasukan Alzak
dari jarak dekat dan membantu orang-orang yang ditawan. Tapi aku tak bisa
menembus tanah. Aku hanya bisa berkamuflase dengan dinding. Ketakutanku dengan
hanya berkamuflase menyebabkan kepanikan yang kian menjadi tatkala pasukan Alzak
berjalan melewatiku. Aku tak kuat dengan rasa gugup yang menghancurkan
konsentrasi kamuflaseku. Aku terpaksa membatalkan mantra kamuflase dan bergegas
untuk terbang kabur melesat ke udara. Tapi tenagaku kali ini tak cukup. Betapa
sulitnya ku berusaha untuk terbang. Hingga tiba-tiba pasukan Alzak lebih dulu berhasil
menarik kakiku. Menyeretku dan akupun tertangkap. Dengan usaha terakhir, spontan
aku berinisiatif merafal mantra pemanggil serangga dan hewan-hewan melata. Sepertinya
ini Dark Magic yang harusnya tidak kugunakan. Beberapa saat kemudian munculah
berbagai serangga beracun dan hewan-hewan melata dari sudut-sudut tanah. Lipan,
kalajengking, laba-laba, ular, katak, kadal. Mereka langsung mengerubuni pasukan
Alzak yang ada disana. Menyerangnya. Melilit, menggigit, mengeluarkan bisa bisa
nya yang mematikan. Tapi mereka juga mengerubuni tubuhku. Memandangku dengan
tatapan tajam mereka. Meskipun tidak ada yang menggigit atau menyerangku sama
sekali. Namun perasaan takut tetap saja muncul. Melihat hewan-hewan mengerikan
ini melalui tubuhku rasanya sangat mengerikan. Meskipun mereka datang karena
panggilanku, aku belum terbiasa dengan semuanya. Dan akupun terbangun dari
mimpi tanpa akhir yang menyenangkan ini…
### Alzak : Nama seorang pemuda ###
### So, guys, di Blog ini ada beberapa #Hashtag yang mungkin kalian belum tau. Seperti 2 Hashtag dalam postingan ini yaitu #Dreamline & #Shorturtle. Dreamline maksudnya setiap cerita yang ada disini murni berasal dari mimpi yang aku alami hehe. Shorturtle itu maksudnya Short Story a.k.a Cerpen. Kenapa jadi Shor'turtle'? karena lucu aja ada turtle nya. wkwkwk###
0 comments:
Post a Comment