Chapter 2
- Kepo -
Kadang aku berpikir kenapa sabtu ke senin lebih cepat
daripada senin ke sabtu. Konyol memang. Tapi bukankah akan lebih baik jika kita
kerja justru hanya dua hari dan libur lima hari? Lebih konyol lagi rasanya. Tapi
pastinya menyenangkan. Mungkin.
Sabtu pagi ini aku berencana ingin pergi ke car freeday. Setelah
sebelumnya sempat membereskan kamar dan merendam cucian, kuputuskan untuk
sekalian mandi pagi walaupun nanti pasti bakal berkeringat lagi. Setidaknya daripada ke car freeday dengan muka semrawut? Mana tahu ketemu jodoh. Gak banget
rasanya kalo aku tampil dengan muka bantal kan. Oh ya aku tinggal sendiri. Keluargaku semuanya
tinggal diluar kota. Jadi aku berperan sebagai tuan rumah sekaligus upik abu. Berharap kapan-kapan bisa jadi cinderella. Yaa.. setidaknya aku sering mendapat mimpi itu. Bahkan di siang bolong sekalipun saat istirahat.
Semua sudah siap. Ku ikat rambut panjangku. Ku ikat juga
tali sepatuku. Ku ikat leherku. Oh enggak. Emangnya mau bunuh diri?! Kulihat di jam
tanganku masih pukul 06:05. Aku memesan layanan ojek online untuk mengantarkanku ke
dekat lokasi car freeday. Seorang driver ojek online datang dan mengantarku ke tujuan. Tidak butuh
waktu lama. Jalanan cukup senggang. 17 menit sudah sampai karena perjalanan sudah seperti arena balap motor. Beberapa kali ku tegur untuk memperlambat kecepatan. Tapi terulang lagi dan lagi. Ah sudahlah. Setelah sampai dan turun dari motor, ku lihat sekeliling sudah
ramai orang. Ada yang sedang pemanasan, ada yg sedang jogging, ada yg hanya jalan-jalan,
ada yang selfie-selfie, ada yang duduk-duduk, ada yang sarapan, ada-ada saja
pokonya. Aku mengeluarkan headset dari saku celana. Biar tak terlihat kikuk karena sendirian. Aku mulai berjogging santai dengan memakai headset. Padahal tidak
ada musiknya sama sekali. Pencitraan.
Beberapa menit jogging sudah membuat keringat berkonser
ria. Entah ini karena metabolisme akibat “jogging” nya itu atau entah karena
panas terik matahari. Aku berpikir untuk duduk sejenak dipinggiran bawah pohon. Ku seka
keringat dengan handuk good morning yang kubawa. Kubuka instagram untuk lihat
apapun yang menarik. Beberapa postingan makanan membuat perut ini
berkriuk-kriuk. Tak lupa postingan akun “Hossip” (Hot Gossip) yang masih saja membahas perpisahan pasangan selebritis. Privasi sih tetapi memang enak untuk dinikmati netizen.
Pandanganku fokus pada satu postingan di kolom publik. Foto seseorang
yang aku kenal. Oh bukan kenal, tapi pernah melihatnya, oh atau mungkin bukan
melihatnya. Kami pernah berpapasan.
Kala itu. Ya si cowo yang waktu itu pakai kemeja putih dan makan kebab
di cafetaria gedung sebelah. Fotonya memperlihatkan dia sedang duduk santai
dibawah pohon. Memakai setelan olahraga. Kaos biru polos, celana hitam pendek
dan sepatu olahraga putih yang merknya terpampang jelas. Tunggu.. Sepertinya aku kenal lokasinya. "OHMAYGAT".
Ini pohon yang persis sama dengan yang ada di sampingku. Spontan aku celingak-celinguk
sendiri. Jangan-jangan si cowo itu memang ada disampingku. Aku berdiri dan
sekali lagi ku lihat kanan kiri. Ku putari pohon itu dan kulihat jauh ke
sekelilingnya. Tapi tidak ada dia. Kulihat lagi postingannya dan kuyakinkan memang itu
tempat yang sama. Catatan waktunya di post 5 menit yang lalu. Dan yang
membuatku terkejut lagi, postingan 5 menit tapi sudah mendapat hampir 2 ribu
like. What…??!! Siapa dia. Oke sekarang aku mulai gagal fokus dan penasaran
sama orang itu. Kubuka akun instagramnya. Postingannya banyak. Likenya banyak. Followersnya
1m. Kebanyakan perempuan. Hmm okay. Namanya “Marvelio Kenny Adhyastha”. Aku akui
namanya cukup keren. Entah panggilannya Marvel, Ken atau Adhy mungkin. Di bio nya hanya
tertulis kalimat “Tempora mutantur etnos, mutamur in illis”. Seingatku ini
pepatah latin yang artinya “Waktu itu berubah. Dan kita ikut berubah didalamnya”.
Makna yang sangat dalam.
Sekarang aku benar-benar penasaran. Ku lihat beberapa
postingannya. Gaya hidupnya terlihat simple tapi elegan. Ada
postingan yang memang terlihat apa adanya. Ada juga yang terlihat
keren dan bergaya sangat-sangat mewah. Ada foto berdua bersama perempuan. Dan ada cukup banyak foto
bersama bayi yang lucu. Baiklah. Kusimpulkan kalo dia seorang 'selebgram papah muda'. Gak heran
kalau banyak pengikutnya. Setelah kesimpulan yang kubuat, kututup instagram
dan kulihat jam menunjukan pukul 09:34. Ternyata sudah cukup siang. Aku tidak
sadar menghabiskan waktu terlalu banyak dengan instagram dan ke‘kepo’an ku
terhadap si papah muda itu. Tadinya akan kulanjutkan berjogging, tapi
sepertinya tidak mungkin dengan matahari seterik ini. Kuputuskan untuk pulang
dan memesan ojek online.
Akses jalanan yang ditutup untuk car freeday, membuatku harus berjalan cukup jauh untuk menemui drivernya. Kami sepakat untuk bertemu di dekat parkiran sebuah bank nasional. Dan setelah kita bertemu, aku mulai memakai helm dan menaiki motornya.Tapi tepat sebelum motor melaju, tiba-tiba kulihat ada pemandangan yang menarik. Tepat di sebelah kiri, kulihat ada si papah muda! Seketika refleks ku bilang “bentar ya bang”.
Ku lihat si papah muda berjalan menghampiri sebuah mobil Terios putih. Persis dengan setelan yang ada di postingan instagram itu. Tak lama, menyusul seorang perempuan dari belakang dan keduanya masuk mobil tersebut. Well..
Akses jalanan yang ditutup untuk car freeday, membuatku harus berjalan cukup jauh untuk menemui drivernya. Kami sepakat untuk bertemu di dekat parkiran sebuah bank nasional. Dan setelah kita bertemu, aku mulai memakai helm dan menaiki motornya.Tapi tepat sebelum motor melaju, tiba-tiba kulihat ada pemandangan yang menarik. Tepat di sebelah kiri, kulihat ada si papah muda! Seketika refleks ku bilang “bentar ya bang”.
Ku lihat si papah muda berjalan menghampiri sebuah mobil Terios putih. Persis dengan setelan yang ada di postingan instagram itu. Tak lama, menyusul seorang perempuan dari belakang dan keduanya masuk mobil tersebut. Well..
“Jalan bang..”
0 comments:
Post a Comment