Tuesday, July 11, 2017

Lembar Contekan UNO's



Halaman 3
“Broken White”


   Ketika kau merasakan kebahagiaan, kau tidak akan sanggup melakukan hal lain demi mengabaikan kebahagiaan itu. Kau pasti berharap sang waktu tidak cepat pulang ke peraduannya. Terlebih ketika kebahagiaan tersebut adalah hal yang baru kau temui. Meskipun kebahagiaan itu hanya berasal dari setangkai mawar ‘Broken White’
 
Broken white..     Putih pucat..     Pucat..?

   Pucat bukan hanya ketika kau tak sengaja bertemu dengan sesosok hantu. Tapi pucat bisa juga terjadi ketika kau terbangun dari tidur dan mendapati seseorang di depan pintu kamarmu. Kamar A04. Suatu pagi yang cukup mengagetkan. Tapi mampu membuat hari itu penuh dengan senyuman.

   Seharusnya M pagi itu bangun kesiangan. Jam 08.10 bukanlah angka yang terlalu pagi untuk pergi ke kampus. Beruntungnya ada seseorang yang mengetuk pintu kamar M sehingga ia terpaksa menutup karnaval mimpinya yang seperti sinetron itu. Panjang tak karuan. Dengan gontai M berjalan menghampiri pintu kamar. Sedikit merapikan rambut dan pakaiannya sebelum membuka pintu. Setelah pintu terbuka, terlihat seseorang sedang berdiri di depan sana. Seseorang yang sama sekali tidak dikenal. Orang itu tersenyum dan meminta maaf karena sudah menutup karnaval mimpi M. Dengan percaya diri, orang itu bertanya “maaf, ini dengan M? Ada titipan bunga dari Secret Admire. Silahkan tanda tangan disini..” sambil menjulurkan sebuah agenda. M yang masih tampak bingung hanya mengangguk-ngangguk menuruti petunjuknya. Padahal apa susahnya untuk berkata “apa ini?, kamu siapa?, kiriman apa?, dari siapa? “ tapi nyatanya kata-kata itu tak satupun keluar dari mulut M. Andai saja ada penipu yang membutuhkan tanda tangan M, mungkin saja penipu itu sudah menang banyak. Apa M terlalu polos? Hmm... mungkin anggap saja masih setengah bermimpi!

   Setelah M menandatangani agenda tersebut, iapun memegang bunga kirimannya. Setangkai mawar broken white yang disisipi note kecil. Tampak beberapa kalimat tulisan tangan dalam note tersebut. Namun sebelum M sempat membaca semuanya, pengantar bunga tadi masih menuntut suatu pembuktian. “boleh minta photonya? Sebagai bukti kalau kiriman sudah sampai” begitu kira-kira ucapan si pengantar bunga. Tanpa basa-basi, dengan cekatan M mengambil smartphone si pengantar untuk foo selfie. Narsis dengan muka bantal :v 

   Begitu senangnya pagi itu, sebuah pembuktian bahwa ternyata masih ada yang selalu memerhatikan M dari jauh. Walaupun terlepas dari siapa orang tersebut, M juga tidak  tahu. Dengan semangatnya setelah M kembali ke kamar, dia mencoba beberapa kali menghubungi temannya F. Sekedar untuk memberikan informasi. Bukan pamer. Kadang manusia memang suka seperti itu. Rasanya dengan berbagi, kebahagiaan itu bisa bertambah-tambah. Walaupun kadang dari sisi orang lain menimbulkan kecemburuannya tersendiri. Itulah hidup. Terlalu banyak sudut pandang. Beberapa kali sampai rasa bosanpun muncul, F tidak menjawab juga panggilan M. Akhirnya M memutuskan untuk memfoto kiriman bunga itu. Kalaupun F tidak mau tahu, dunia mesti tahu! Segera M memposting foto itu di akun insta miliknya dengan caption yang sama persis dengan yang ada di note kecil dalam bunga tersebut.

“ Don’t walk behind me, I may not lead ”
“ Don’t walk in front of me, I may not follow ”
“ Just walk beside me and be my best friend ”
“ I sent you this! Hope you like it
:)

0 comments:

Post a Comment