Monday, July 3, 2017

Persiapan Solo Travelling ke Malaysia dan Singapore untuk Pertama Kali



Source : Pribadi



Halo halo, apa kabar semuanya ? Semoga Sehat selalu.
Berhubung sebelumnya aku gak pernah nulis tentang pengalaman pribadi tentang jalan-jalan, kali ini aku mau nulis tentang persiapan solo traveling ku ke Malaysia & Singapore untuk pertama kali.

Sebelumnya, aku ingin menegaskan kalau jalan-jalanku ke Malaysia hanya berfokus di kota Kuala Lumpur saja ya. Oke, kalau kita dengar Malaysia dan Singapore, tentu sudah tidak asing lagi di telinga kita. Kedua negara yang bisa dikatakan sebagai tetangga negara kita ini memang sudah menjadi destinasi wisata yang mainstream bagi sebagian orang. Jaraknya yang dekat dengan negara kita menyebabkan biaya transportasi untuk pergi kesananya pun masih dapat terjangkau. Terlepas daripada itu, sudah bukan kabar belaka kalau kedua negara ini adalah negara yang indah serta merupakan destinasi wisata yang sangat menarik. Meskipun begitu, baru kali ini aku kesampean untuk mengunjungi kedua negara tersebut. Nah, berhubung ini adalah kali pertamaku mengunjungi kedua negara tersebut, aku akan berbagi sedikit pengalamanku.
 
Pertama-tama, aku mau cerita bahwa aku baru banget bikin paspor dan tiba-tiba kepikiran gitu aja pengen nyobain solo travelling ke negara tetangga dulu yang deket-deket. Jujur selama ini aku belum pernah pergi ke luar negeri dan bahkan naik pesawat. Makanya aku iseng-iseng aja buka website untuk nyari-nyari tiket pesawat yang promo. Kebetulan sedang punya sedikit tabungan. Didorong oleh rasa penasaran, akhirnya klik ini dan itu ketemu lah tiket promo yang lumayan terjangkau. Setelah aku membeli tiket pesawat, aku pun mengajukan cuti liburan kepada atasanku. Dan karena kondisi kerjaanku juga lagi gak terlalu padet, akhirnya izin cuti ku pun di setujui.
 
So, apa aja sih yang aku siapin kala itu?

1. Paspor

Pertama, kalo gak ada paspor, tentunya kita gak akan bisa melakukan perjalanan keluar negeri atau go internasional ya guys. Beda halnya dengan perjalanan domestik dalam negeri seperti ke Bali, Lombok, Medan dll. Kalo perjalanan domestik, kita tak perlu membutuhkan paspor. Sama halnya seperti kaya mau pergi dari Bandung ke Jakarta.

Lalu, mungkin sering juga kita mendengar tentang Visa. Nah Visa itu bisa dikategorikan sebagai surat izin untuk memasuki negara tertentu. Jadi Visa sama Paspor ini dua hal yang tak terpisahkan.
Pertanyaannya, apakah pergi ke Malaysia dan Singapore dibutuhkan Visa? Jawabannya "Tidak". Ada beberapa negara yang tidak mewajibkan pengungjung dari Indonesia untuk mempunyai Visa. Salah satunya adalah negara-negara di wilayah ASEAN. Termasuk Malaysia dan Singapore ini.
Jadi, kalau kita sebagai warga Indonesia berniat pergi ke negara-negara ASEAN, kita tidak diwajibkan mengurus Visa. Kita boleh berkunjung hanya dengan modal paspor saja. Dan kita di bebaskan untuk tinggal di negara tujuan selama 14 sampai 30 hari tergantung aturan masing-masing negaranya.

Nah, jadi udah faham ya, yang paling pertama kita siapkan adalah paspor. Kalau ada yang nanya, paspor itu di dapet darimana? Paspor itu kita bikin ke kantor Imigrasi. Mirip-mirip kaya mau bikin KTP. Kita tinggal membawa beberapa dokumen persyaratan dan membayar biaya administrasi pembuatan paspor. Untuk lebih lengkapnya bisa di cari situs imigrasi sesuai wilayah masing-masing.


2. Tiket

A.      Tiket Pesawat

source : http://www.payintheprice.com/tag/harga-tiket-pesawat-terbaru


Kalo udah punya paspor, selanjutnya kita tinggal beli tiket pesawat (kalau memang kalian ingin perginya pakai pesawat ya). Nah biasanya disini nih orang kepentoknya. Masalah biaya atau ongkos. Mungkin bagi orang yang punya uang lebih, hal ini bukan masalah. Tapi bagi orang yang buat jajan aja sedikit sulit kaya aku nih, pasti mikir-mikir keras. Tapi kalau memang ada niatan dan usaha untuk menabung, aku percaya sih apapun yang diinginkan pasti kesampean. Dulu aku juga nabung dulu ko uangnya.

Saran aku kalau di antara kalian ada yang ingin jalan-jalan ke Malaysia dan Singapore, mending cari aja tiket pesawatnya yang ke Malaysia. Kenapa? Karena sesuai pengalaman, tiket pesawat yang ke Malaysia itu lebih murah dibanding tiket pesawat ke Singapore. Lalu nanti kalau kalian sudah sampai di Malaysia, kalian bisa lanjutin perjalanan ke Singapore dengan jalur darat yang lebih murah. Entah itu memakai bis atau kereta.

Ada banyak pesawat yang bisa kita pilih untuk berangkat ke Malaysia. Bukan bermaksud promosi, tapi kalau aku dulu pakainya AirAsia karena tiketnya saat itu terbilang murah. Aku beli tiket pulang pergi Jakarta-Kuala Lumpur dengan harga kurang lebih Rp.800.000. Tentunya itu yang kelas ekonomi, bukan kelas bisnis atau eksekutif yang kursinya lebih nyaman. Aku sih mikirnya kalau hanya untuk jarak dekat, kelas ekonomi juga kayanya gak masalah karena waktu perjalanan juga gak bakal lama-lama banget sehingga bikin pegel. Kurang lebih sekitar 2 jam perjalanan lah ya. Yang penting adalah kita sampai di tujuan dengan selamat. Oh iya, dengan harga 800rb-an itu aku udah bisa bawa barang ke kabin pesawat 7Kg. Cukuplah kalau hanya bawa tas ransel atau koper kecil.


B.      Tiket Kereta

Selanjutnya tiket kereta. Berhubung memang aku udah niat mau ke Singapore lewat Malaysia, aku putuskan untuk mencari tiket kereta Malaysia-Singapore. Tiketnya bisa dibeli online di situs Keretapi Tanah Melayu Berhad http://www.ktmb.com.my. Hasil dari searching-searching di internet, awalnya aku ingin beli tiket sleeper train (kereta malam yang ada tempat tidurnya). Tapi setelah ku cari-cari, saat itu aku gak nemuin gimana caranya beli tiket sleeper train. Entah memang aku tidak menemukannya, atau memang layanan sleeper train itu sudah ditiadakan. Alhasil aku pilih kereta yang biasa saja tapi yang berangkatnya malam-malam. Jadi aku bisa tidur dijalan dan hemat uang buat hotel. Sebagai informasi, saat itu tidak ada kereta yang langsung menghubungkan Malaysia dan Singapore. Jadi kita harus mencari kereta yang transit. Saat itu, rumus perjalanan aku seperti ini: Naik kereta dari stasiun Kuala Lumpur (KL Sentral) ke stasiun Gemas. Dari stasiun Gemas naik kereta lagi ke stasiun Johor Bahru. Dan terakhir, dari stasiun Johor Bahru kita naik lagi kereta ke stasiun Woodland Singapore. FYI Johor Bahru itu wilayahnya Malaysia yang jadi perbatasan dengan Singapore. Jadi waktu tempuh Johor Bahru ke Singapore itu tidak terlalu lama.

Untuk informasi rincian biaya ku saat itu seperti ini:

KL. Sentral – Gemas = ± 2 Jam = 40 MYR (± Rp.120.000 )
Gemas – JB Sentral = ± 4 Jam = 21 MYR
(± Rp.63.000 )
JB Sentral – Woodlands = ± 5 Menit = 5 MYR (± Rp.15.000 )

Woodlands – JB Sentral = ± 5 Menit = 5 MYR (± Rp.15.000 )
JB Sentral – Gemas = ± 4 Jam = 21 MYR (± Rp.63.000 )
Gemas – KL. Sentral = ± 2 Jam = 31 MYR (± Rp. 93.000 )


Sebetulnya rute perjalanan seperti itu ada positif negatifnya. Negatifnya, aku jadi dua kali transit kereta dan mengganggu waktu tidur karena perjalanannya di malam hari. Jujur agak capek juga sih. Sisi positifnya, selain menambah pengalaman, aku juga bisa ngurangin budget untuk hotel, karena aku tidur malam di kereta. Maklum aku jalan-jalan nya on budget banget nih hehe.

Untuk tiket kereta, sebetulnya sama juga kaya tiket pesawat. Ada kelas-kelasnya. Tergantung kita mau pilih yang mana dan tergantung ketersediaan budget serta jadwal keberangkatanya.
Sebagai contoh, aku berangkat dr KL Sentral dapetnya yang jam 18.08 dan sampai di Gemas jam 20.20 aku kebagian tiket kereta ETS Platinum yang setingkat lebih bagus dari ETS Gold, jadi agak mahal senilai 40 MYR atau sekitar Rp.120.000. Sedangkan pas pulangnya Gemas-KL Sentral aku dapet ETS yang Gold seharga 31 MYR atau sekitar Rp. 93.000. Kalau dihitung-hitung, biaya total PP kereta yang aku keluarkan sebesar 123 MYR atau setara kurang lebih Rp. 369.000 an.

(TAMBAHAN) 

Selain dengan menggunakan kereta, kita juga bisa menyebrang dari Malaysia ke Singapore dengan menggunakan bus. Sebenernya ada sedikit penyesalan juga sih kenapa aku tidak pakai bus saat itu. Tapi beberapa alasanku juga masuk akal ko. 

Pertama, secara pribadi aku memang lebih suka naik kereta dibanding bus. Jalur kereta itu cenderung lurus dan bebas macet sehingga perjalanan gak terlalu berasa. Sedangkan jalur bus pastinya bakal belok belok dan terasa lebih lama, belum kalo memang ada macet. 

Kedua, dari segi harga tiket yang aku cek di http://www.busonlineticket.com harga tiket bus sekali jalan yang paling murah adalah 18S$ (dollar Singapore) tanpa fasilitas TV, Charger, Makanan & Wifi. Kalo dirupiahin sekitar Rp. 170rb-an. Murah sih, tapi aku perlu banget yang namanya charger-an hp, dll.   

Ketiga, aku memang penasaran banget naik kereta yang menghubungkan 2 negara ini. Dan terasa menantang ketika harus transit sampe 2 kali ( nyobain naik 3 jenis kereta yang berbeda). 

Kalau dari estimasi waktu tempuh, keduanya memang sama-sama menghabiskan kurang lebih 6 jam tapi enaknya pake bus itu tidak ada transit seperti pake kereta. Cuma beda lagi halnya kalo macet itu tadi. Oh ya untuk di kereta, yang paling murah sekalipun sudah tersedia TV dan spot Charger Hp. Kalau untuk wifi aku gak sempet ngecek deh waktu itu ada atau ngga. Soalnya aku sudah pakai paket data sendiri.

Oh iya, ada yang lucu pas aku naik ETS Platinum dari KL sentral ke Gemas. Pas lagi enak-enaknya duduk dan maen hp di kereta, ada petugas yang ngasih bingkisan kecil warna coklat. Agak kaget sih tapi gak sempet nanya itu bingkisan apa karena petugasnya langsung pergi. Aku langsung mikir aneh-aneh jangan-jangan itu petugas salah ngasihin barang. Pas aku liat lagi bingkisannya, ternyata disitu ada tulisan sesuai nomor kursiku. Lalu aku tengok orang sekeliling, ternyata mereka semua juga dapet bingkisan serupa. 

Tanpa pikir panjang, ku buka bingkisan itu dan isinya adalaaaah…. SNACK CEMILAN!! YAY! Gatau kenapa aku seneng banget kaya anak TK. Padahal snacknya udah kaya snack buat anak-anak banget, ada kue-kue sama susu kotak kecil gitu hahaha. Simpel tapi berkesan sih menurutku. 

Faktanya, ternyata setiap penumpang yang gak memesan makanan, akan dikasih bingkisan snack itu. Tapi kalau yang memesan makanan, dikasih bingkisan yang didalemnya sesuai pesanan mereka. Terharu sih, bahkan gak mesen apapun aja masih dikasih snack :') Terimakasih KTMB ETS Platinum..

Ini dia penampakan luar bingkisannya. Maaf dalemnya aku lupa foto.

Bungkusan Snack dalam Kereta


3. Uang

 
Dollar Singapore
Source : Pribadi

Lanjut lagi ke hal-hal yang harus di siapin.
Ok, siapa sih yang gak nganggep uang itu gak penting? Penting banget kan ya. Disini lebih ditekankan pada uang bekel selama perjalanan. Aku saranin kalian nuker uang rupiah ke ringgit dan dollar selagi ada di Indonesia. Kenapa? Biar nanti pas sampai disana, kalian gak bingung-bingung nyari tempat penukaran uang / money changer. 

Pastinya setelah sampai di sana, cepat atau lambat kita dituntut untuk menggunakan mata uang sana. Entah untuk beli makanan, minuman, atau membayar transportasi. Berhubung ini jadi perjalanan pertama aku, aku sebetulnya was-was apakah bekal yang dibawa itu bisa cukup atau ngga. Karena jujur sih gak terlalu tahu kehidupan sehari-hari disana. Saat itu aku siapin uang 1jt rupiah untuk di Malaysia dan 1jt rupiah untuk di Singapore. Tentunya dengan ditukar dulu ke Malaysia Ringgit jadi 333 MYR dan Singapore Dollar jadi 104 S$ dengan kurs saat itu. Bekal ini asumsi untuk perjalanan 4 hari 4 malam diluar tiket transport dan hotel yang sudah aku bayar lebih dulu. Pun pada realitanya, membawa uang senilai 333 MYR ke Malaysia dengan durasi 3 hari 2 malam itu masih banyak sisanya pas aku pulang ke Indonesia. Mungkin hanya terpakai sekitar 500-600rb rupiah. Dan itu aku rasa masih bisa ditekan lagi apabila menginginkan budget yang sangat minim hehe. Beda halnya dengan pas di Singapore, membawa 104 S$ itu gak berasa banget. Padahal cuma sehari semalam di Singapore, tapi biaya disana emang mahal-mahal. Itu juga aku rasa karena terlalu boros sih beli makan dan minum sama 3 kali naik taxi. Pas cek uang sisa dari Singapore, kayanya uang aku terpakai sekitar 700rb an dan itupun dengan asumsi kayanya uang aku ada yang ilang atau jatuh deh soalnya emang gak singkron dengan riwayat pengeluaran yang sudah aku rinci. Sebetulnya kalau untuk biaya hidup, itu kembali lagi ke gaya hidup kita. Mau yang biasa saja atau yang luar biasa. Cuma disini aku ngasih pengalamanku sebagai gambaran aja.



4. Tempat tinggal
 
Source: http://www.nomadicnotes.com/le-village-china-town-kuala-lumpur-malaysia/


Berhubung aku perlu nginep 2 malam di Malaysia, aku mulai nyari-nyari penginapan murah di sekitar kuala lumpur. Hasil searching di https://www.traveloka.com/  dapatlah penginapan Le Village guest house yang berlokasi di Jl. Petaling atau familiar dengan kawasan Chinatown. Chinatown sendiri terkenal banget untuk lokasi yang serba murah, mulai dari makanan, souvenir dan sewa kamar. Lokasinya strategis banget karena bener-bener ada di komplek Chinatown yang selalu ramai pedagang dari siang sampai larut malam, bisa jalan kaki ke stasiun MRT Pasar Seni yang memang sebelahan sama Pasar Seni, deket sama kuil hindu Sri Mahamariamman dan kuil budha Guan Di. Waktu itu biaya menginap selama dua hari dua malam Rp.210.000 pembayaran via Traveloka. Untuk fasilitas, memang jangan disamain dengan hotel bintang lima karena ini namanya guest house. Kamar-kamarnya kaya kost-kost an. Ada berbagai macam tipe kamar. Aku waktu itu dapet single room dan single bed + AC, free wifi, kamar mandi luar / share. Menurutku sih itu udah lumayan nyaman ko, tempatnya juga bersih dan aman. Toh kita gak sering-sering ada dikamar juga kan. Tujuannya kan jalan-jalan, bukan numpang tidur doang disana. Tapi waktu itu awalnya ada kekeliruan. Jadi pas malam pertama (late check in sekitar jam 8 )  keeper guest house nya salah ngasih kamar. Aku dikasih kamar yang non AC sedangkan aku pesannya yang AC. Alhasil aku bermalam di kamar yang ada fasilitas kipas anginnya saja. Itupun kipas anginnya gak bisa dirotate. Ya, lumayanlah agak gerah. Ruangannya juga sedikit sempit dan agak pengap jadi jujur malam pertama itu aku kurang bisa tidur nyenyak. Bodohnya lagi, aku gak kepikiran kalo ternyata dapat kamar yang salah. Aku gak inget sama sekali pas pesan kamar itu yang ber AC atau tidak. Yang ku inget hanya aku pesannya single room dan single bed. Jadi ya aku nerima-nerima aja pas dikasih kamar yang salah hehe. Maklum karena aku juga mawas diri biaya ayang aku keluarkan on budget banget jadi gak banyak protes sih sebetulnya. Kabar baiknya, keesokan harinya ada pemiliki guest house yang mungkin ngecek-ngecekin pengunjungnya. Waktu itu si owner ngetuk pintu kamarku dan ngasih tau katanya aku dikasih kamar yang salah kemarin, harusnya kamarku ada di lantai atas. Aku pun langsung dianter ke kamar yang bersangkutan yg ternyata lebih luas, bersih dan ber AC. Sangat worth it dengan harga 200rb an. 

Mengenai salah kamar tsb, aku gamau komplain atau memperpanjang urusan, toh aku gak mau ambil pusing. Anyway selain single room ada juga kamar yang dalemnya itu share dan pakai kasur tingkat bisa muat sampai 6-8 orang dan itu harganya jauh lebih murah banget nget nget. Cuman ya kalo traveling sendiri sih lebih aman single room aja soalnya kita gak tau karakter orang-orang yang nanti akan satu kamar sama kita kan. Kalo untuk mau kenalan, kita masih bisa ngobrol2 di luar, di ruang tengah, sambil nonton TV, nyemil, main kartu, main gitar dll.


5. Itinerarry

Bagi yang belum pernah mendengar istilah itinerarry mungkin bertanya-tanya, apasih itu itinerarry. Itinerarry kalau dalam bahasa kitanya semacam rundown, agenda, atau jadwal perjalanan. Dengan adanya itinerarry yang telah kita buat, maka perjalanan akan lebih terarah sehingga kita tidak bingung harus melakukan apa setelah melalukan apa. Dan juga supaya waktu perjalanan kita bisa digunakan secara efektik dan efisien. Untuk yang masih bingung caranya gimana bikin itinerarry, mungkin gambaran contoh itinerarry ku yang kemarin bisa sedikit membantu.
Source : Pribadi

6. Barang bawaan
 
Prinsipnya sih kalo aku bawa barang secukupnya dan jangan lebih dari 7Kg untuk di taroh di kabin. Mungkin sebenernya bisa2 aja lebih dari 7Kg untuk kabin, ya asalkan lucky aja gak diperiksa ketat sama petugas bandara hehe. Jangan lupa bawa sarung atau selendang! Karena bagiku itu multi fungsi banget. Percaya deh. Hehe. Dan untuk aturan barang2 apa saja yang tidak boleh dibawa ke kabin, silahkan di googling aja yaa hehe ~


Mungkin sampai sini dulu ceritaku kali ini. Nanti dilanjut lagi dengan pembahasan tempat-tempat yang aku kunjungi selama solo travelling di Malaysia dan Singapore.
 
See you guys, Thanks for read. Maafkan atas segala ke-Gaje-an-nya :D


0 comments:

Post a Comment