Sunday, May 20, 2018

Untitle Dreamline

Penghianatan Alzak pada sekolah sihir ini tidak dapat kami terima. Kami mulai berkumpul menyatukan kekuatan untuk menyerangnya. Semua orang membawa tongkat sihir masing-masing dan mulai merafal mantra yang sama. Akupun membawa tongkat miliku dan segera mengikuti kerumunan orang-orang yang sedang menyerang Alzak. Mantra yang keluar dari tongkat setiap orang mampu memunculkan koin logam yang berluncuran menyerang Alzak. Dengan banyaknya orang yang menyerang, koin logam ini bisa menyakitkan. Terasa seperti peluru yang meluncur bertubi-tubi. Namun Alzak dapat menghindarinya dengan mantra perisai pelindung yang dapat menangkal beberapa koin diantaranya. Alzak juga tidak tinggal diam. Dia berbalik menyerang. Meluncurkan mantra yang sama. Serangan peluru koin logam. Beberapa koin logam dari serangan Alzak mengenai tanganku. Sakit dan berdarah. Tapi masih bisa kuatasi. Namun perlahan kekuatan dan mantra Alzak berubah lebih kuat. Mantra yang aku bahkan tidak bisa melakukannya. Yang keluar dari tongkat Alzak kini bukan lagi koin-koin logam, melainkan balok-balok logam yang besar dan mematikan. Berhamburan siap menimpuk sasaran. Beberapa diantara kami yang tidak terlalu bisa memakai mantra pelindung langsung mundur seketika. Dan beberapa lagi terkena cedera parah. 

Alzak yang seorang diri itu bisa sampai membuat orang-orang kerepotan melawannya. Hanya aku dan beberapa orang yang masih bisa bertahan. Kami terus mendesak Alzak dengan serangan koin dan pelindung diri serta menghindari balok-balok yang berhamburan. Sepertinya Alzak mulai terdesak. Dia sedikit mundur tapi tidak menghentikan serangannya. Beberapa temanku yang tidak sabar, langsung menyerang Alzak dengan mantra sihir jarak dekat. Tapi Alzak tak bodoh. Dia gesit dan kuat. Seketika teman-temanku yang menyerang tadi langsung terpental dan terluka parah. Satu kali serangan lagi bisa membuat mereka kehilangan nyawa. Tapi aku dengan cepat langsung memakaikan mantra perisai pelindung untuk mereka sehingga mereka masih bisa selamat. Sejujurnya aku bukanlah murid yang taat disekolah ini, apalagi dengan urusan mantra. Aku banyak tidak tahu. Aku hanya melakukan sesuatu berdasarkan instingku dan mantra-mantra itu keluar begitu saja dari mulutku. Menghasilkan kekuatan besar yang akupun tak percaya dapat diandalkan.

Alzak yang semakin terdesak memutuskan untuk melarikan diri. Dia membuat sebuah proyeksi sihir berbentuk papan energi untuk dinaiki seperti skateboard dan diapun naik diatasnya. Melesat pergi. Tapi kita tidak diam begitu saja. Beberapa seniorku mengambil sepeda sihir. Alat yang hanya digunakan oleh mereka yang punya kekuatan sihir mumpuni. Berbentuk sebuah rangka sepeda yang kedua ban nya terbuat dari energi sihir. Kecepatannya tergantung dari seberapa kuat konsentrasi mereka dengan sihirnya. Dengan menaiki sepeda sihir itu, mereka langsung mengejar Alzak.

Aku yang saat itu tidak sempat mengambil sepeda dan tidak tahu cara menggunakannya, memutuskan untuk melesat begitu saja karena aku sadar aku punya kemampuan lain yang tidak dimiliki semua orang. Ya aku punya kemampuan untuk terbang melayang tanpa sihir. Teman-temanku pun baru kali ini melihat aku menggunakan kemampuan ini. Mereka terlihat kaget tetapi tetap fokus pada tujuan. Terbangku lebih cepat daripada laju sepeda sihir sehingga seolah-olah akulah yang menjadi leader disini. Posisiku yang terdepan membuat aku bisa menjangkau Alzak dengan sihirku. Beberapa kali aku melontarkan mantra pengunci (yang lagi-lagi aku tak tahu hafal darimana) pada Alzak ketika jarak kami berdekatan. Tapi Alzak dapat menanganinya dengan baik. Mantraku hanya mengunci gerakan tubuhnya tapi energi sihir yang dia tumpangi tetap melaju dengan pesat tanpa henti. Usahaku tidak ada yang berhasil. Disudut jalan akupun berhenti karena merasakan keganjilan. Orang-orang menanyakan apa yang terjadi. Aku merasakan sesuatu dan firasatku mengatakan bahwa tidak lama Alzak telah melakukan sihir cloning. Alzak yang sekarang dikejar hanyalah sebuah proyeksi sihir. Bukan aslinya. Akupun memutuskan untuk mengambil jalan lain sendirian sementara teman-temanku tetap melanjutkan laju mereka di jalur yang sama. Dan benar saja Alzak yang asli ada dijalurku. Dengan tiba-tiba, dia menyerangku dengan sihirnya. Tapi untungnya aku bisa menghindar dengan menghentakan badanku dan terbang lebih tinggi. Aku sadar tak mungkin melawan Alzak sendirian sehingga aku memilih untuk terus melayang ke udara sampai Alzak tak dapat menggapaiku. Ku lihat dari ketinggian, keadaan mulai terbalik. Teman-temanku kini dikejar oleh segerombolan pasukan pimpinan Alzak yang ntah datang darimana. Aku memang pengecut. aku tidak bisa membantu mereka sehingga kuputuskan untuk terbang lebih tinggi dan tinggi lagi sampai awan menutupi tubuhku dan aku merasa aman bersembunyi diatas sebagai seorang pengecut. Tapi kuputuskan untuk kembali datang ke sekolah dan ikut membantu laskar perlawanan yang ada. Ku melesat cepat diantara awan-awan. Semua pemandangan daratan kota dengan 3 buah gunung berkerucut dan sekolah sihir ditengahnya dapat kulihat dengan jelas. Tapi pemandangan selanjutnya sangat mengerikan. Pasukan Alzak sudah memonopoli tempat itu dan membantai satu persatu orang-orang yang tidak patuh disana. Kulihat beberapa orang yang kukenal ditebas begitu saja dibagian lehernya oleh pasukan Alzak. Sangat mengerikan. 

Aku mendaratkan diri dengan ketakutan dan sembunyi di semak-semak. Kucoba sihir untuk tembus kedalam tanah demi mengamati pasukan Alzak dari jarak dekat dan membantu orang-orang yang ditawan. Tapi aku tak bisa menembus tanah. Aku hanya bisa berkamuflase dengan dinding. Ketakutanku dengan hanya berkamuflase menyebabkan kepanikan yang kian menjadi tatkala pasukan Alzak berjalan melewatiku. Aku tak kuat dengan rasa gugup yang menghancurkan konsentrasi kamuflaseku. Aku terpaksa membatalkan mantra kamuflase dan bergegas untuk terbang kabur melesat ke udara. Tapi tenagaku kali ini tak cukup. Betapa sulitnya ku berusaha untuk terbang. Hingga tiba-tiba pasukan Alzak lebih dulu berhasil menarik kakiku. Menyeretku dan akupun tertangkap. Dengan usaha terakhir, spontan aku berinisiatif merafal mantra pemanggil serangga dan hewan-hewan melata. Sepertinya ini Dark Magic yang harusnya tidak kugunakan. Beberapa saat kemudian munculah berbagai serangga beracun dan hewan-hewan melata dari sudut-sudut tanah. Lipan, kalajengking, laba-laba, ular, katak, kadal. Mereka langsung mengerubuni pasukan Alzak yang ada disana. Menyerangnya. Melilit, menggigit, mengeluarkan bisa bisa nya yang mematikan. Tapi mereka juga mengerubuni tubuhku. Memandangku dengan tatapan tajam mereka. Meskipun tidak ada yang menggigit atau menyerangku sama sekali. Namun perasaan takut tetap saja muncul. Melihat hewan-hewan mengerikan ini melalui tubuhku rasanya sangat mengerikan. Meskipun mereka datang karena panggilanku, aku belum terbiasa dengan semuanya. Dan akupun terbangun dari mimpi tanpa akhir yang menyenangkan ini…



### Alzak : Nama seorang pemuda ###

### So, guys, di Blog ini ada beberapa #Hashtag yang mungkin kalian belum tau. Seperti 2 Hashtag dalam postingan ini yaitu #Dreamline & #Shorturtle. Dreamline maksudnya setiap cerita yang ada disini murni berasal dari mimpi yang aku alami hehe. Shorturtle itu maksudnya Short Story a.k.a Cerpen. Kenapa jadi Shor'turtle'? karena lucu aja ada turtle nya. wkwkwk###

0 comments:

Post a Comment