Thursday, December 12, 2019

Serba Serbi Kehidupan di Asrama (Part 1)


Ada yang pernah ngerasain tinggal di asrama? Kalo ada mungkin saja kita senasib. Entah itu asramanya berkonsep sekolah, agama, militer, khusus laki-laki, khusus perempuan, atau asrama umum tapi pasti akan ada beberapa kesamaannya. Kali ini aku mau cerita serba serbi kehidupan di asrama berdasarkan pengalamanku. Karena cerita ini lumayan panjang, maka aku akan membaginya dalam beberapa Part.



Part 1
Latar Belakang Tinggal di Asrama


Udah kaya skripsi ya pake latar belakang segala. Tapi emang ini yang perlu dibahas dulu. Latar belakang atau alasan kenapa seseorang sampai tinggal di asrama. Ada yang emang diwajibkan karena satu paket dengan sekolah atau pekerjaan, ada yang diwajibkan selama menuntut ilmu agama, dan ada juga yang sifatnya umum. Umum disini adalah pilihan diri sendiri yang memang ingin tinggal di asrama, termasuk masih banyak lagi alasan lainnya. Aku sendiri termasuk dalam poin yang asramanya satu paket dengan sekolah dan jauh dari rumah. Sejujurnya aku dulu tinggal di asrama bukan pilihan diri sendiri melainkan pilihan keluarga yang menginginkan aku untuk lebih mandiri katanya. Meskipun awalnya aku tak terlalu tertarik untuk tinggal di asrama, tetapi pada akhirnya aku mengiyakan juga karena dasarnya memang aku berusaha untuk patuh terhadap orang tua.
 
Berbicara alasan kenapa aku sampai di titipkan di asrama, saat itu keluargaku berpikir untuk melatihku agar lebih bisa mandiri dalam segala hal. Banyak juga lho para orang tua yang menitipkan anaknya di asrama karena anaknya mungkin sedikit susah diatur kalau tinggal di rumah. Atau juga agar si anak mempunyai pengalaman, teman, dan ilmu yang baru.

Aku cukup setuju dengan alasan banyak anak yang di kirim ke asrama karena anaknya susah diatur. Pada kenyataanya, sesuai pengalamanku dulu saat tinggal di asrama, aku banyak bertemu dengan anak-anak yang perilakunya itu berbeda-beda. Namanya keberagaman ketika kita dijadikan satu atap dengan orang dari berbagai penjuru wilayah tentunya banyak juga karakter yang berbeda-beda yang mau gak mau kita harus bisa menyesuaikan diri kita masing-masing. Ada yang terpengaruh dan ada yang mempengaruhi. Kalo ditanya gimana hasilnya? Hasilnya juga beragam. Menurut opiniku pribadi, ada yang kesannya itu positif, dan ada juga yang negatif. Kita ambil saja contoh, misalnya si anak A awalnya rajin banget belajar. Tapi ketika berteman dengan si anak B yang agak males belajar, kadang si anak A jadi ikut terpengaruh juga menjadi malas belajar. Atau malah sebaliknya. Si anak B jadi rajin belajar. Pokonya seperti itu lah faktor mempengaruhi dan dipengaruhi.

Menurutku, secara garis besar perubahan perilaku seseorang yang khususnya tinggal di asrama itu disebabkan oleh dua faktor. Yaitu faktor dari luar dan faktor dari dalam.

Faktor dari luar itu contohnya seperti lingkungan. Analoginya, ketika kita lama-lama berdiam diri di toko parfum, mungkin saja badan kita akan jadi wangi parfum kan. Begitu pula ketika kita lama-lama berteman dengan orang-orang yang berperilaku berbeda dengan kita, bisa jadi ada sedikit perilaku teman kita itu yang terbawa juga oleh kita.

Sedangkan faktor dari dalam yaitu berupa pikiran dan hasrat dari manusia itu sendiri yang terkadang suka timbul adanya kepenasaran untuk mencoba hal-hal yang baru.
 
Terkadang ada orang yang bilang "Wah, anak itu sih pasti baik, toh dulunya juga tinggal di asrama". Menurutku, gak selamanya kalimat itu benar. Karena itu tadi yang ku sebutkan sebelumnya kalau di asrama itu terdapat berbagai macam hal yang mempengaruhi perilaku seseorang. Ada yang positif dan ada juga yang negatifnya. Jadi, tetap saja pengalaman tinggal di asrama tidak bisa menjadi patokan terhadap perilaku seseorang. Karena walau bagaimanapun perilaku itu sifatnya kompleks dan dapat berubah-rubah.

Bagi sebagian orang tua yang menginginkan untuk menitipkan anaknya di asrama, alangkah lebih baik untuk tidak menghadirkan unsur paksaan terhadap si anak. Baiknya keputusan untuk tinggal di asrama tetap harus ada persetujuan juga dari sang anak. Selain itu, walaupun tidak tinggal bersama, dan walaupun dititipkan kepada pengurus asrama yang terbaik, orang tua seyogyanya tetap harus selalu mengawasi si anak dan update terhadap hal-hal apa saja yang dialami si anak di asrama.
 
Sekian untuk part 1 pendahuluan ini. Kalau masih ingin tahu cerita serba-serbi kehidupan di asrama lainnya sesuai pengalamanku, silahkan lanjut ke Part 2 ya.


 


0 comments:

Post a Comment