Thursday, December 12, 2019

Serba Serbi Kehidupan di Asrama (Part 2)

 


Part 2
Peraturan dan Hukuman


Berbicara mengenai peraturan tentu bukan hal yang asing ya. Dimana-mana pasti ada aturan. Dari mulai yang biasa sampai yang tidak biasa. Terlebih kalo kamu tinggal di asrama. Bukan main aturannya banyak banget. Pada dasarnya, peraturan memang diciptakan demi kedisiplinan. Intinya agar segala sesuatu berjalan baik sebagaimana mestinya. Hanya saja, menurutku pribadi tidak selamanya peraturan itu berbuah kebaikan. Sifat manusia itu menyukai kebebasan. Iya kan? Terlebih kalau kamu dihadapkan pada peraturan yang setiap detik harus di taati, rasanya pasti akan merasa jenuh dan bosan. Maka gak heran kalau peraturan juga akan menghasilkan "pelanggaran". Dimana ada pelanggaran, disitu ada konsekuensi dan hukuman. Bukan begitu?

Kalau dari pengalamanku, konsekuensi atau hukuman dari melanggar aturan itu bisa digolongkan menjadi beberapa jenis. Ada hukuman yang bersifat mendidik, bermanfaat, dan membuat efek jera, ada juga hukuman yang kelewat batas dan malah bersifat kekerasan.
 
Maksudnya gimana? 
Gini, selama pengalamanku tinggal di asrama, aku menemukan bahwa berbagai hukuman itu ada. Akupun sempat beberapa kali mencicipi sebuah hukuman. Dari mulai hukuman yang bermanfaat sampai hukuman yang mengarah pada kekerasan.

Hukuman-hukuman yang bermanfaat, biasanya tidak lepas bertujuan untuk memberikan keuntungan bagi diri sendiri dan lingkungan. Misalnya hukuman bersih-bersih seperti nyapu, pel, dsb. Ada juga hukuman-hukuman yang unik seperti misalnya menghafal materi2 pelajaran, undang-undang,  dll. Dan ada pula hukuman yang melatih fisik seperti push up, sit up, lari keliling lapangan, dsb.

Di sisi lain, walaupun jaman sudah modern. Hukuman yang berupa kekerasan pun nyatanya masih ada. Hukuman-hukuman seperti ini biasanya undercover. Terkadang hukuman ini hanya diberikan oleh orang-orang tertentu secara sembunyi-sembunyi. Semacam ospek yang entah memang aturannya seperti itu, atau ada faktor demi kepuasan tersendiri. Perlu diingat kalau hukuman seperti ini sifatnya kurang baik dan tidak patut di contoh.
 
Kembali ke peraturan. Kira-kira apa saja sih peraturan-peraturan yang biasanya ada di asrama? Atau setidaknya pernah ada di asramaku dulu? Wah, aku kayanya gabisa sebutin secara lengkap semuanya. Karena sama aja udah kaya undang-undang negara yang banyak banget hehe. Tapi aku akan kasih beberapa contoh saja ya.
  1. Jangan telat dalam hal apapun.

    Peraturan yang tentu sangat bermanfaat. Kita dididik untuk selalu tepat waktu dalam segala aktifitas. Baik itu untuk makan, tidur, ibadah, belajar, pergi ke sekolah, mengikuti berbagai kegiatan, mengantri kamar mandi, dsb. Karena kalau saja kita telat, maka akan berpengaruh untuk diri kita sendiri. Misalnya telat untuk pergi ke kantin, ya resikonya kita bakal kehabisan makanan dong atau hanya kebagian sisa-sisa saja. Telat ke kamar mandi, resikonya kita bakal gak kebagian air buat mandi. Atau kalaupun ada, airnya udah keruh sama sisa sabun. Ini untuk yang kamar mandinya pake sistem bak air ya, bukan shower. Selain itu kalo kita kebagian antrian terakhir, otomatis kita juga bisa telat buat dateng ke sekolah atau ke kegiatan lain. Kebayangkan? Hidup di asrama itu gak lepas dari yang namanya "Antrian".

    Kalau di asramaku dulu, kamar mandi di asrama itu bersifat umum. Tidak ada kamar mandi yang bersifat pribadi. Jadi ya ibaratnya 1:5. Kalo pengalamanku dulu, tiap pagi itu pasti orang-orang udah pada ngantri depan pintu kamar mandi dan banyak suara ketuk-ketuk pintu yang menyuruh cepat-cepat dalam menggunakan kamar mandinya. Sampe sering banget pintu kamar mandi jebol gara-gara yang ngetuknya pake otot. Hahaha. Belum lagi kalo ada yang kebelet buang air, berabe banget. Kadang saking takut terlambat pergi ke sekolah, jadinya pada mandi rame-rame. Satu kamar mandi di isi banyak orang. Udah gak peduli lagi sama rasa malu dengan alasan toh sama-sama cowo, atau toh sama-sama cewe (buat yang asrama cewe). Atau bahkan barengan juga sama yang sedang buang air besar. Beuh bukan main. Kita harus bisa bermental bajaaa wkwk. Tapi kalo aku, biasanya lebih memilih untuk bangun lebih pagi dan serba awal biar bisa mandi sendiri. Karena menurutku, meskipun sama-sama cowo, tetep aja kan namanya aurat itu gak baik diumbar. Dan aku ngerasa risih aja sih berbagi kamar mandi dengan banyak orang. Tapi ya se taat-taatnya aku dengan komitmenku terhadap waktu, aku juga pernah ngalamin ko sekamar mandi sama orang yang sedang buang air besar. Ya mau gimana lagi kan, saat itu aku sedang mandi tapi ada orang lain yang kebelet dan dia udah gabisa nahan. Alhasil ya sudah kita barengan aja. Walau aku merasa kurang nyaman dan banyak tahan nafas. Wkwk. Oke cukup. Gak usah di teruskan.
     
  2. Jangan melakukan hal-hal yang memang kurang baik

    Sebetulnya ini aturan umum ya. Siapapun dan dimanapun juga harusnya setiap orang tidak melakukan hal-hal yang kurang baik. Namun dalam konteks ini, aku berbicara mengenai kehidupan di asrama. Di asrama ku itu tidak boleh merokok, minum-minuman keras, tidak boleh mencuri, tidak boleh meminjam barang tanpa izin sama pemiliknya dulu, tidak boleh berpacaran, tidak diperbolehkan membawa handphone, dll. Semua larangan itu ada pada jamannya. Kalo dilarang mencuri sih udah pasti itu masuk ranah kriminal ya. Termasuk minjem tanpa izin. Ini sering banget kejadian dan seringnya si peminjam lupa untuk mengembalikan yang berujung barang yang dipinjam rusak atau hilang. Kalau sudah begitu, ya sama aja dengan mencuri kan?

    Lalu mungkin ada yang penasaran kok dilarang pacaran? Kok dilarang membawa Handphone? Ya, saat itu konteksnya semua yang di asrama adalah pelajar yang masih terbilang remaja. Ada anggapan kalau berpacaran di usia remaja bisa mengantarkan pada hal-hal yang tak diharapkan. Jadi lebih baik dihindari.

    Lalu gak boleh bawa HP. Karena anggapan saat itu HP merupakan salah satu barang yang cukup bernilai dan ditakutkan hilang, serta penggunaan HP ditakutkan membawa pengaruh kurang baik dalam pembelajaran. Misalnya menggunakan HP untuk main game, atau online chatting yang bisa mengganggu waktu belajar.


  3. Jangan keluar dari batas-batas wilayah asrama tanpa izin atau bahkan kabur dari asrama.

    Hal ini akan membuat pihak pengurus asrama khawatir dan tidak bisa menjamin keselamatan anak-anak asuhnya. Ibaratnya para orang tua menitipkan anaknya kepada pihak pengurus asrama. Dan kalau terjadi apa-apa dengan seorang anak, tentunya yang disalahkan pertama kali itu pasti pihak pengurus asrama, bukan si anaknya itu sendiri. Selain itu juga asrama punya aturan khusus kapan seseorang boleh keluar wilayah asrama atau pulang ke rumahnya. Entah sebulan sekali, dua bulan sekali, atau setahun sekali. Tergantung dari peraturan pengurus asrama. Jikalaupun ada kepentingan mendesak untuk keluar wilayah asrama, maka ada prosedur perizinannya terlebih dahulu. Kalau di asramaku dulu ada yang namanya "Perpulangan". Perpulangan adalah momen hari libur dimana para penghuni asrama di bebaskan untuk pulang terlebih dahulu ke rumah masing-masing. Perpulangan ini biasanya diadakan sebulan sekali. Tapi karena rumahku jauh, biasanya aku tidak pulang ke rumah sebulan sekali. Kadang aku pulang ke tempat saudara, kadang juga ikut ke rumah teman, atau kadang juga tetap tinggal di asrama.

    Aturan untuk tidak sembarang keluar dari asrama juga ada tujuan lain lho. Misalnya agar penghuni asrama tetap terjamin keselamatan dan kesehatannnya. Banyak penghuni asrama yang keluar asrama itu hanya untuk sekedar jajan dan beli makanan diluar. Sementara di asrama sudah disediakan makanan yang ibaratnya sudah terjamin keamanannya.

Lalu kalau membahas tentang hukuman, kaya gimana aja sih? Hm.. ini juga banyak. Karena jumlah hukuman tentunya berbanding sama dengan jumlah peraturan. Seperti yang aku bilang tadi kalau hukuman itu banyak jenisnya. Disini aku gak akan bahas mengenai “Teguran”. Karena itu sih udah pasti ada di tahap awal ketika seseorang melakukan pelanggaran. Tapi kalau teguran sudah tak mempan, atau kalau sudah berkali-kali melakukan pelanggaran, maka tahap selanjutnya adalah pemberian hukuman.

  1. Hukuman yang bermanfaat.

    Kaya gimana sih?
    Misalnya hukuman untuk menghafal pelajaran sekolah, membuat karya tulis, menghafal pengetahuan kenegaraan, atau ayat-ayat agama. Karena ini semata-mata akan bermanfaat untuk individunya sendiri. Lalu hukuman bersih-bersih. Misalnya membersihkan toilet, lorong asrama, beresin rak buku, menyapu lapangan, dll. Tapi dengan catatan semua hukuman itu memang diberlakukan kalau individunya memang melakukan pelanggaran ya. Dan tetap harus dilakukan sewajarnya dengan memperhatikan kondisi fisik nya juga.

  2. Hukuman yang bersifat olah fisik.

    Hukuman ini lebih bersifat fisik dan olah raga. Seperti push up, bending, squat jump, sit up, plank (diam dalam posisi push up), lari keliling lapang, jalan bebek, dsb. Kalau masih dalam tahap normal sih ini masih wajar dilakukan untuk ketahanan fisik. Asal jangan berlebihan dan disesuaikan dengan kondisi individunya. Jangan sampai yang terlalu berat sampai menyebabkan jatuh sakit. Kan berabe juga ya.

  3. Hukuman yang bersifat bullying.

    Seperti yang aku katakan sebelumnya, yaitu ospek. Ospek disini biasanya seseorang yang melakukan pelanggaran berat terkadang di panggil di waktu-waktu tertentu, biasanya malem-malem ke suatu tempat dan ditegur secara keras, di bentak-bentak, dan bahkan kadang dibarengi dengan kekerasan fisik oleh senior atau yang menghukum. Aku pribadi pernah ngalamin di ospek hanya karena saat itu aku melakukan kesalahan. Jadi kronologinya, saat itu para senior meminta kritik dan saran untuk perkembangan di asrama. Terus terang saja aku orang yang cukup kritis. Sehingga dalam menulis kritik dan saran tersebut, aku terbawa emosi yang mengeluarkan kata-kata yang kurang baik yang aku tujukan kepada senior. Walau memang pada kenyataannya seperti itu, alias aku tidak mengada-ngada, tapi mungkin pemilihan kata-kata ku tetap tidak bisa diterima baik oleh pihak senior. Alhasil kala itu, saat aku sedang tidur di kamarku, aku dibangunkan seorang senior sekitar jam 1 malem dan digiring ke sebuah ruangan kelas yang gelap dimana disana sudah ada para senior lain yang menunggu beserta para junior yang nasibnya sama denganku. Lalu akupun mulai dibentak-bentak atas kesalahanku tersebut. Gak tau lagi deh harus bilang apa. Saat itu aku hanya kaget aja dengan kejadian yang tiba-tiba ini. Untungnya saat itu aku tidak mendapat serangan fisik. Hanya serangan verbal saja karena memang kesalahanku pun hanya berupa tulisan kritikan yang mungkin memang tidak bisa mereka terima. Sedangkan junior lainnya, beberapa ada yang merupakan teman sekelasku, dengan cukup sedih mereka mendapatkan 'sentilan' tangan-tangan nakal senior karena kesalahan mereka yang katanya lebih berat dan berbeda dengan kesalahanku. Ospek saat itu berlangsung antara 1-2 jam dan setelah selesai kami dipersilahkan untuk kembali ke kamar masing-masing dengan pesan yang cukup jelas untuk tak mengulangi perbuatan kurang baik lagi.

    Jujur itu merupakan momen yang membuat aku sedikit trauma. Meskipun dalam momen tersebut aku tidak mendapat serangan fisik, tetapi melihat teman-temanku diperlakukan seperti itu rasanya ikut merasakan apa yang mereka rasakan. Hukuman seperti ini benar-benar tidak pantas untuk dilakukan. Terlebih kalau menyangkut kekerasan fisik, tentu negara kita pun punya aturan nya sendiri kan.


  4. Hukuman pembotakan, penjemuran, perendaman, dan papan pelanggaran.

    Pembotakan yaitu berupa hukuman cukur rambut sampai habis khususnya untuk laki-laki. Penjemuran yaitu orang yang bersalah akan diminta untuk berjemur dibawah sinar matahari atau di tengah lapang selama waktu tertentu. Perendaman yaitu kebalikan dari penjemuran. Seseorang yang bersalah akan diminta untuk berendam di sebuah kolam dingin sampai batas leher selama waktu tertentu. Tapi jangan harap kalau kolamnya kolam renang ya, biasanya kolamnya kolam ikan atau kolam yang memang airnya sedikit kotor. Lalu ada papan pelanggaran yaitu berupa tag yang dikalungkan biasanya terbuat dari selembar papan kardus bekas dan bertuliskan “Saya adalah pelanggar kedisiplinan”. Kalung papan tersebut dipakai selama waktu tertentu kemanapun orang yang melakukan pelanggaran pergi. Aku gak yakin apa ini termasuk ke bullying atau tidak. Yang jelas hukuman ini intinya selain untuk membuat jera, juga ada unsur mempermalukan orang yang bersalah (karena hukuman-hukuman ini bersifat publik dan menyerang psikis). Yang jelas semua hukuman ini termasuk dalam hukuman yang paling berat kala itu. Aku harap hukuman seperti ini tidak ada lagi di jaman ini.


  5. Skorsing atau bahkan di keluarkan

    Ya. Terakhir adalah hukuman final. Ada skorsing untuk dipulangkan sementara atau ada juga yang dikeluarkan dari asrama. Dimana pihak asrama sudah tak sanggup lagi melakukan apa-apa kecuali mengeluarkan seseorang yang bersalah tersebut. Pihak asrama biasanya akan memanggil orang tua yang bersangkutan dan meminta untuk dibawa pulang. Drop out.
Kesimpulannya, peraturan memang pasti akan ada dimanamun kita berada. Terlebih di lingkungan asrama yang kadang jumlah peraturannya lebih ekstra. Mau tidak mau akan ada pengaruhnya yang baik dan buruk untuk kehidupan kita. Jika suatu ketika kita melanggar sebuah peraturan, maka kita juga harus siap untuk menerima segala konsekuensinya. Life is choice. Hidup adalah pilihan. Maka mari kita sama-sama memilih jalan hidup yang terbaik untuk kita. Tetap semangat guysss…

Walau banyak yang tidak bisa ku ceritakan disini, tapi semoga saja dari apa yang ku ceritakan ada nilai-nilai positif yang dapat diambil. Terimakasih sudah membaca Part 2 ini, selanjutnya kalau kalian masih tertarik mengetahui serba-serbi kehidupan di asrama, mari kita lanjut ke Part 3. See you~
 




0 comments:

Post a Comment